Sejarah Kubah Masjid
Kubah masjid yang indah yang berada di setiap
masjid-masjid di seluruh dunia memang bentuknya mangandung banyak arti dan
filosofi. Sebenarnya atap masjid itu sangat beragam bentuknya, tidak selalu
berbentuk kubah. Dalam sejarah Islam di dunia, setidaknya ada tiga jenis dasar
atap masjid. Selain yang berbentuk kubah, ada masjid yang berbentuk lapangan
empat persegi panjang, dengan bagian yang tertutup hanya pada mihrab dan
keempat sisi-sisinya. Sedangkan jenis atap masjid yang lain berbentuk datar. Di
awal-awal perkembangan Islam, justru masjid dengan atap yang terbuka yang
pertama kali ada.
Atap berbentuk kubah diduga berasal dari
bangunan di Bizzantium dan Persia. Umumnya bentuk kubah merupakan jenis atap
berbentuk bulat atau setengah bulatan yang berfungsi untuk menutup bangunan
dasar berbentuk segi empat, bundar atau bersegi banyak. Jika ditelusuri, masjid
berkubah banyak dipakai di wilayah Iran dan Asia Tengah, serta Turki dan India.
Sementara di tanah Arab sendiri, termasuk Afrika, Eropa, dan Asia, relatif
lebih jarang ditemukan masjid yang berkubah.
Agama Islam tidak mengajarkan secara kaku tata bentuk bangunan masjid
harus seperti apa. Pilihan-pilihan bentuk dari masjid yang akan dibangun
diserahkan pada akal budi manusia, dan banyak juga yang dipengaruhi adat
istiadat serta budaya setempat. Seperti tuntunan hadits yang diriwayatkan Imam
Bukhari: “Dan apabila suatu itu merupakan urusan duniamu, maka engkaulah yang
lebih mengetahuinya [berhak menentukannya].” Sehingga para desainer atau
arsitek perancang masjid lah yang harus menentukan bentuk bangungan masjid yang
akan didirikan
Comments
Post a Comment